Powered by Blogger.

January Reads #2: The Wind in the Willows - Kenneth Grahame

The Wind in the Willows

Ada dua hal dari buku ini yang masih membingungkanku. Satu, maksud dari judulnya dan dua, gambar sampulnya. Pohon willow hanya disebut secara sambil lalu di bab awal dan aku tidak menemukan kaitannya dengan keseluruhan cerita. Terus, buku ini memang mengisahkan persahabatan Rat, Mole, Toad, dan Badger, tapi mereka tidak pernah disebut naik perahu bersama-sama.

Karena itu awalnya aku mengira akan mendapati cerita ketika keempat hewan tersebut mengarungi sungai dengan perahu, terus di pertengahan bertemu entah teman-teman baru, musuh, atau sesuatu yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya di tempat asal mereka. Layaknya kisah-kisah petualangan pada umumnya gitu, deh. Tapi, ternyata hanya Mole dan Rat yang hobi naik-turun perahu.

Jadi, aku cari tahu lebih lanjut di Google. Aku mendapat penjelasan lewat artikel ini yang bilang bahwa maksud dari angin di pohon willow itu adalah bagian ketika Mole dan Rat bertemu dengan sesuatu yang ilahi, seolah-olah mereka mendengar sesuatu itu berbicara kepada mereka lewat hembusan angin di sekitar.

Aku juga menemukan satu artikel yang menjelaskan bahwa buku ini awalnya tidak ditulis untuk anak-anak. Yah, kisah tentang hewan-hewan yang berbicara dan bertingkah layaknya manusia terdengar fabel alias cocok untuk dibaca anak-anak. Tapi, aku menemukan beberapa bagian yang agak aneh dan sebenarnya butuh bimbingan orang dewasa bagi anak-anak yang membacanya. Oke, sebenarnya buku ini random abis. Tidak apa, sih, aku pernah menemukan hal lain yang lebih random daripada ini 💁. Bagaimanapun aku mengapresiasi hasil imajinasi Grahame. Lagipula fabel selalu menarik untuk disimak.

Bab-babnya bisa dibaca secara terpisah. Aku merasa buku ini adalah kumpulan cerpen yang dijadikan novel. Diawali dengan Mole yang bertemu Rat si tikus air, diajak naik perahu sambil piknik, kemudian ditawari Rat untuk tinggal bersamanya. Kisah-kisah selanjutnya adalah tentang keseharian Mole dan Rat dari mulai diajak bepergian naik karavan oleh Toad, bertamu ke rumah Badger, sampai bertemu seekor tikus petualang yang rindu rumah. Satu-satunya kisah berisi Mole, Rat, Toad, dan Badger adalah ketika mereka berusaha mempertahankan rumah Toad dari kawanan musang yang mendudukinya (ini mengingatkanku akan Fantastic Mr. Fox-nya Roald Dahl, deh).

Bagian favoritku adalah petualangan Toad yang dijebloskan ke penjara karena mencuri mobil terus kabur dengan menyamar sebagai ibu-ibu laundry. Menggelikan sekaligus menyedihkan mendapati kesialan-kesialan Toad di perjalanan, mulai dari dikejar-kejar polisi di kereta sampai menjual kuda curian untuk makan. Aku juga suka bagian ketika Mole pulang kembali ke rumahnya ditemani Rat dan mentraktir makan malam para tikus penyanyi lagu Natal. Itu sungguh menghangatkan hati.

The Wind in The Willows adalah kisah-kisah tentang rumah. Bahkan ketika sudah mengunjungi tempat-tempat paling menawan di dunia, atau mengalami suatu petualangan seru (atau menyebalkan bagi Toad), tidak ada tempat yang lebih menyenangkan selain rumah, dengan kenyamanannya yang familiar atau teman-teman dekat yang akan selalu hadir ketika dibutuhkan.

...the upper world was all too strong, it called to him still, even down there, and he knew he must return to the larger stage. But it was good to think he had this to come back to; this place which was all his own, these things which were so glad to see him again and could always be counted upon for the same simple welcome.

✦✦✦

Postingan ini adalah bagian dari January Reads. Baca juga December Reads dan postingan Monthly Reads lainnya, ya.

No comments

Terima kasih atas komentarnya, Kawan. Maaf dimoderasi dulu (ᵔᴥᵔ)