Kuakui aku tidak dapat menahan kekepoanku tentang ospek, eh, PPSMB (oke, mendingan 'ospek' saja karena lebih mudah diucapkan). Aku mengandalkan Google (orang-orang yang menciptakan Google benar-benar jenius!) untuk mencari apa saja mengenai ospek. Ada foto mengenai sekumpulan maba yang tersenyum ke arah kamera beserta kakak pembimbing ospek, dan ada para blogger yang berbaik hati untuk membagi pengalamannya. Well, kesimpulan yang kudapat setelah membaca tulisan-tulisan itu: ospek, eh, PPSMB itu menyenangkan meskipun harus pulang malam karena mengerjakan setumpuk tugas macam bikin nametag, topi, dst dsb dll atribut khas ospek.
Oke.
Jadi, aku harus bagaimana? Haruskah aku menghela napas lega karena tidak perlu ada hal yang harus dikhawatirkan? Atau haruskah aku khawatir karena takut tidak bisa menjadi peserta ospek yang, um, normal? Normal dalam arti: ikuti saja peraturan tanpa ada keluhan sedikit pun. Aku tipe orang yang tidak bisa memosisikan diri terhadap suatu kegiatan yang melibatkan orang banyak, misal: ketika sekolah ada acara semacam pensi, meskipun acara belum selesai, aku akan merengek minta pulang. Serius. Dan untungnya, teman-temanku yang sama gilanya denganku akan mendukung. Setelah itu kami berjalan bersama-sama ke gerbang sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing, dan jika satpam sekolah malah menghentikan, kami akan mengarang alasan agar berhasil mendapatkan surat izin. Sungguh, itu beneran terjadi. Aku akan rindu mereka, orang-orang yang harus dinobatkan sebagai "Yang Terasyik" di dunia.
Aku berharap nanti bertemu orang-orang yang sama asyik dan baik seperti teman-temanku di SMA. Untuk bisa survive, aku amat sangat memerlukan mereka.