Kenapa orang-orang populer (yang dikelilingi orang-orang yang sama populernya) malah pengen cepat-cepat sampai rumah dan meraung-raung menyesali berakhirnya liburan? Kukira mereka cinta sekolah.
Kenapa para guru komplen saat murid-muridnya buang sampah dan menyelundupkan buku saat ulangan ke dalam kolong meja jika pihak sekolah bisa memesan meja tanpa kolong? Kuharap para tukang kayu tidak keberatan.
Kenapa orang-orang bersikap maha-tahu bagaimana seharusnya seseorang menjalani hidup sedangkan mereka sendiri tidak terlalu ahli dalam menjalani hidup masing-masing? Kurasa mereka harus melepaskan tangannya dari setir kehidupan orang lain.
Kenapa orang-orang repot-repot minta bantuan untuk mengambilkan sendok di seberang meja, misalnya, jika mereka bisa ngambil sendiri? Sayangnya, berkali-kali ‘Accio’ diucapkan, tetap saja sendoknya bergeming.
Kenapa orang-orang yang hobi nyontek capek-capek ikutan bimbel kalau pada akhirnya waktu ujian mereka nyontek? Sayangnya, para guru killer Hogwarts hanya tokoh fiksi.
Kenapa orang-orang yang hobi nyontek capek-capek ikutan bimbel kalau pada akhirnya waktu ujian mereka nyontek? Sayangnya, para guru killer Hogwarts hanya tokoh fiksi.
***
…dan kenapa aku menanyakannya?
No comments
Terima kasih atas komentarnya, Kawan. Maaf dimoderasi dulu (ᵔᴥᵔ)