Kau telah terbebas dari belenggu soal-soal yang memusingkan begitu lembar jawabanmu tertumpuk rapi di meja guru. Setelah itu, kau tinggal menarik napas merdeka dan menunggu hasil kerja kerasmu. Begitu hasil kerja kerasmu dibagikan, mulutmu akan menganga lebar dan bergumam, “Ah, hebat. Aku kena remedial”. Padahal, kau merasa kau sudah mengerjakannya dengan benar dan menurutmu soal-soalnya piece-of-cake. Tapi ternyata, kau kena remedial.
Kau udah belajar sampai larut malam dan besoknya kau menjawab soal-soalnya dengan lancar. Tapi, kok bisa sih kau kena remedial? Hm, kalau begitu, kita senasib, kawan. Hm, bukannya aku sombong. Tapi, memang benar kok soal-soal UTS kemarin asa gampang en lacar dijawab.
Remedial itu nggak enak, tapi perlu. Perlu banget buat nilaimu nanti. Tapi, nggak enaknya kau harus berhadapan dengan soal-soal lagi sementara teman-temanmu yang lain asyik menatapmu dengan mulut menyeringai lebar seraya bersyukur nggak kena remedial.
Kau udah belajar sampai larut malam dan besoknya kau menjawab soal-soalnya dengan lancar. Tapi, kok bisa sih kau kena remedial? Hm, kalau begitu, kita senasib, kawan. Hm, bukannya aku sombong. Tapi, memang benar kok soal-soal UTS kemarin asa gampang en lacar dijawab.
Remedial itu nggak enak, tapi perlu. Perlu banget buat nilaimu nanti. Tapi, nggak enaknya kau harus berhadapan dengan soal-soal lagi sementara teman-temanmu yang lain asyik menatapmu dengan mulut menyeringai lebar seraya bersyukur nggak kena remedial.
No comments
Terima kasih atas komentarnya, Kawan. Maaf dimoderasi dulu (ᵔᴥᵔ)