Minggu ini aku sibuk. Sibuk sekali. Pada malam-malam minggu ini, aku nggak pernah absen untuk mengerjakan proyek Seni Rupa. Yeah, kau kira proyek ini amat sangat mudah dan…menyenangkan. Tapi kau salah, teman. Proyek Seni Rupa kali ini adalah membuat ornament geometri anyaman. Jadi, Mr. T memberikan satu orang murid selembar kertas berisi contoh gambar ornamentnya. Kami harus menggambarnya di kertas khusus. Pernah dengar tentang selembar kertas yang bagian depannya halus dan bagian belakangnya kasar? Tidak? Oh, kalau begitu kertas itu hanya ada di sekolahku. Hebat banget kan? Oke, lanjut.
Sebenarnya, proyek ini udah kelar bahkan SEBELUM liburan. Tapi, kehidupan berkehendak lain, teman. Mr. T adalah tipikal guru yang menginginkan pekerjaan muridnya perfect se-perfect-perfectnya. Kalau ada bagian yang ‘salah’ menurut kamusnya – walaupun hanya sedikit, nilaimu akan dikurangi minus sekian, dan tertawalah karena kau akan disuruh mengulang lagi pekerjaan yang sudah susah-payah kau kerjakan. Jadi, setelah dibikin sketsa ornamentnya, diwarnain pakai kertas krep yang udah dilarutkan dalam air dan tinta gambar (bersiaplah menjadi hitam), setelah diwarnai, garis-garisnya ditebalkan pakai drawing pen berukuran 0, 8 mm. Jangan bilang deh mewarnainya gampang. Aku tidak bakat mewarnai pakai kuas. Hasilnya…acak-acakan. Keluar garis. Nggak rapi.
Setelah bikin susah payah, ternyata aku salah bikin ornamentnya. Penempatannya itu loh. Makanya, aku udah ulang pekerjaanku BERULANG kali – sampai lima kali bikin. Pertama, aku mewarnai keluar garis (percaya deh, aku nggak bakat mewarnai pakai kuas). Kedua, aku salah membuat anyamannya (namanya anyaman, pasti ada anyaman yang keluar, dan yang masuk). Ketiga, aku salah mewarnai. Keempat, aku mewarnai keluar garis (terutama bagian ornament yang diberi tinta hitam. Percaya deh sama aku, mewarnai dengan kuas plus tinta hitam itu SUSAH dan harus SABAR). Kelima, ornamentnya udah jadi, tinggal diwarnain.
Penasaran dengan proyek itu? Cekidot.
Sebenarnya, proyek ini udah kelar bahkan SEBELUM liburan. Tapi, kehidupan berkehendak lain, teman. Mr. T adalah tipikal guru yang menginginkan pekerjaan muridnya perfect se-perfect-perfectnya. Kalau ada bagian yang ‘salah’ menurut kamusnya – walaupun hanya sedikit, nilaimu akan dikurangi minus sekian, dan tertawalah karena kau akan disuruh mengulang lagi pekerjaan yang sudah susah-payah kau kerjakan. Jadi, setelah dibikin sketsa ornamentnya, diwarnain pakai kertas krep yang udah dilarutkan dalam air dan tinta gambar (bersiaplah menjadi hitam), setelah diwarnai, garis-garisnya ditebalkan pakai drawing pen berukuran 0, 8 mm. Jangan bilang deh mewarnainya gampang. Aku tidak bakat mewarnai pakai kuas. Hasilnya…acak-acakan. Keluar garis. Nggak rapi.
Setelah bikin susah payah, ternyata aku salah bikin ornamentnya. Penempatannya itu loh. Makanya, aku udah ulang pekerjaanku BERULANG kali – sampai lima kali bikin. Pertama, aku mewarnai keluar garis (percaya deh, aku nggak bakat mewarnai pakai kuas). Kedua, aku salah membuat anyamannya (namanya anyaman, pasti ada anyaman yang keluar, dan yang masuk). Ketiga, aku salah mewarnai. Keempat, aku mewarnai keluar garis (terutama bagian ornament yang diberi tinta hitam. Percaya deh sama aku, mewarnai dengan kuas plus tinta hitam itu SUSAH dan harus SABAR). Kelima, ornamentnya udah jadi, tinggal diwarnain.
Penasaran dengan proyek itu? Cekidot.
Tada! Proyek telah selesai! Gimana? Bagus ya, bagus ya! |
Belum juga proyek itu selesai, Mr. T memberikan lagi proyek bikin-ornament-part-kedua. Oh menakjubkan. Sepulang sekolah, aku langsung membuat sketsanya. Tapi, karena aku memprediksi bakal ada tugas tambahan sebelum hari Rabu, aku langsung mewarnainya – plus mewarnai proyek pertama juga.
Eh iya, selingan dulu ya. Karena udah frustasi, salah seorang temanku malah mewarnai proyeknya dengan krayon, terus ditimpa dengan air. Jadi, kesannya tuh kayak diwarnai pakai kertas krep. Dan anehnya, waktu Mr. T melihat proyeknya, Mr. T biasa aja tuh, nggak ngomel-ngomel. Hmm, jadi intinya, situasi darurat kadang membuatmu melakukan hal-hal di luar dugaan.
Untung saja minggu ini nggak ada tugas yang meribetkan. Tahu nggak, padahal minggu ini minggu yang bebas loh. Pada hari Senin, sekolahku merayakan ulang tahunnya yang jatuh pada tanggal 16 September kemarin, hari Kamis sekolahku ikut merayakan ulang tahun kota-kecilku-yang-agak-mirip-sama-kota-Forks, Karawang. Terus, hari Sabtu ada acara penyampaian-visi-misi-dan-pendapat bagi kakak-kakak kelas calon ketua OSIS, seperti adu pendapat gitu deh, tapi jujur deh, nggak seru.
Oh iya, sekadar FYI, aku udah baca “Diary of a Wimpy Kid” dan gara-gara buku itu aku mengetik sebuah jurnal di laptop. Dengan begitu, catatan harian di sekolah terekam dengan sempurna di jurnal itu. Hehe, padahal niatnya kalau udah jadi murid SMA beneran, aku mau menulis buku loh tentang kehidupanku di SMA. Nanti bukunya dipisah-pisah. Kelas 10 itu buku satu, kelas 11 itu buku dua, dan kelas 12 itu buku tiga. Tapi, itu hanya niat, nggak dilaksanakan.
Hmm, oke dah sekian. Salam kertas krep, kuas, dan tinta hitam!
***
p.s. HAI, terima kasih sudah membaca postingan ini. Sekadar FYI, postingan ini adalah postingan yang paling banyak dilihat, sudah 1318 (terima kasih fitur 'Stats' di Blogger!). Aku juga melakukan hal yang sama ketika mendapat tugas ini--googling mengenai motif anyaman. Daaan, karena begitu banyak siswa dari SMA X (tahu sama tahu aja deh, kamu juga murid dari SMA X, kan?) yang bingung ketika pertama kali Mr. T menugaskan proyek ini, dan karena aku juga pernah mengalami hal ini, aku akan memberikan beberapa tips.
1. Tips mewarnai
Warnai pakai kertas krep sesuai dengan perintah Mr. T. Ya nggak apa-apa sih kalau kamu mau melakukan cara lain, asal pintar mengaturnya saja. Kalau pakai kertas krep, jangan banyak menambahkan air. Nanti hasilnya bakal jelek, warnanya membuyar ke mana-mana. Ambil kertas krep lalu taruh di palet, tambahkan sedikiiiiit air (maksudnya hanya beberapa tetes), lalu peras kertas krep itu. Untuk mewarnai bidang gambar biar tidak berantakan, gunting bulu kuasnya sampai rata. Kuas yang bulunya rata lebih enak dipakai. Jangan bereksperimen dulu dengan drawing pen sebelum diwarnai. Kamu nggak mau, kan, tinta drawing pennya luntur dan mengotori bidang gambar?
2. Sabar, sabar, sabar, sabar, sabar, sabar...
Iya, aku tau kok tugas ini bikin frustasi dan amat sangat menyita waktu. Kamu nggak sendirian, teman-temanmu yang lain juga merasakan hal yang sama. Butuh beberapa kali gagal sebelum kamu berhasil. Iya, aku tau ini menghabiskan uang gara-gara beli kertas lagi. Jangan ragu untuk nanya ke teman yang mengerti dan jago akan tugas ini. Biasanya sih, ada satu-dua orang yang jago dan sering dimintai tolong (minta dibikinin, maksudnya). Mereka nggak akan segan bantuin kamu dan pasti hepi-hepi aja. Setidaknya, jadikan tugas ini sebagai pelarian dari ulangan Math, Kimia, atau Ekonomi.
3. Tenang, tugas ini hanya ada di kelas satu
Kamu nggak akan menghadapinya lagi di kelas dua (kecuali kebijakannya sudah berubah). Jadi, tenang saja. Tapi, begitu kamu di kelas tiga... Ah, sudahlah. Biar kamu tahu sendiri nanti.
Semoga tips-nya berguna. Daaan, selamat menekuri Senrup lagi! MUAHAHAHA.