Powered by Blogger.

Escapade: Bangkok & Pattaya

Berkesempatan mengunjungi Bangkok-Pattaya lagi setelah 4 tahun lalu. Tidak banyak berubah seperti yang bisa kuingat, kecuali di wilayah MBK dan Siam Paragon. Keinginan untuk mengunjungi Museum Madame Tussauds terpendam sejak mengetahui Bapak Presiden RI pertama dibuat patung lilinnya di situ, dan mengunjungi De Arca Jokjes belum bisa meredakan rasa penasaran. Jadi, sebenarnya tujuan ke Bangkok hanya untuk ke Madame Tussauds sih mueheheh.

A short getaway to Gembira Loka

Setelah ujian berakhir--dan kolega-kolega yang lain sibuk mempersiapkan diri untuk KKN--aku menghabiskan sisa bulan Ramadan di Solo, bertemu dengan Lil dan Ma. Lumayan. Subsidi makan, jajan, lan jalan, dan ketemu dua adik (baca: Titi dan Greyson si dua kucing). Di Solo pergi ke tempat biasa: Gramed, Luwes, Solo Square, dll dst dsb. Setelah itu, balik lagi ke Jokjes. Karena tiga-tiganya sama-sama sedang tidak puasa, akhirnya Gembira Loka menjadi salah satu tempat yang dikunjungi. Tempatnya sedang sepi, dan hewan-hewan juga sedang bermalas-malasan di kandang masing-masing.

Sonder

Satu hal yang membuatku takjub adalah ketika aku berada di tempat umum, bertemu orang-orang yang lalu lalang dengan kegiatan masing-masing—menelepon seseorang, menunduk menatap layar hape, menyusupkan tangan ke saku jaket sambil mendengarkan musik, menyebrangi jalan—dan apa yang kutahu tentang apa yang ada di benak mereka? Masalah apa yang sedang mereka hadapi? Hal apa yang mengisi benak mereka sepanjang hari? Pengalaman-pengalaman apa saja yang sudah mereka alami? Dan saat aku duduk memandangi wajah-wajah mereka dan memikirkan satu masalah yang sedang mengisi seluruh ruang kosong di benakku, aku meyakinkan diri sendiri bahwa masalahku tidak ada apa-apanya. Saat kau berbaur di antara mereka, mereka tidak tahu dan bahkan tidak peduli masalah yang sedang kau hadapi di kampus, kantor, atau rumah, gelar apa yang kau peroleh di bangku kuliah, berapa nilai ujian dari kelas yang kau benci, apa yang sedang sibuk kau kerjakan, gunung yang sudah kau daki, negara yang pernah kau kunjungi, dll dst dsb. Entah mengapa, itu membuatku tenang, bahwa pada akhirnya aku akan baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena salah satu dari mereka juga mungkin pernah mengalami apa yang pernah kualami.

Setelah itu kuketahui bahwa ada istilah untuk ini, sonder.

Escapade #2: ART JOG dan Grhatama Pustaka

Musim ujian sedang berlangsung, tapi escapade tetap jalan, dong. Minggu ini hanya ada dua ujian, dan daripada melongo di kosan mengobrol dengan para kucing kampung yang silih berganti keluar masuk kos, lebih baik digunakan untuk cuci mata. Meskipun puasa harus tetap semangat, karena kata Pak Ustad kalau sedang puasa tidak boleh ditunjukkan. Tempat yang kukunjungi adalah Jogja National Museum karena di sana sedang berlangsung ART JOG. Oke, aku tidak boleh melewatkan event artsy ini—karena setahun sekali. Jadi, hari Kamis jam 10 aku tiba di sana dan saat itu baru saja penjualan tiket dibuka. Tahun ini, sistem pembayaran tiket memakai e money dan aku geli sendiri mengetahui cara kerja sistem ini. Kau membayar tiket masuk—untuk umum 50k dan untuk mahasiswa/pelajar 25k (yes, #theperksofbeingmahasiswa)—dan 10k untuk beli kartu e money. Setelah itu, kartumu diisi saldo, kemudian dikeluarkan untuk membayar tiket, dan pada akhirnya saldo di kartu 0 juga jadi ya.

Ava dan P

Libur telah tiba! Saatnya melunasi hutang membaca dan nonton film. Aku sudah membeli beberapa buku (yang mungkin hanya menjadi wacana membaca saat periode perkuliahan). Buku pertama yang kubaca di tahun 2016 adalah Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh-nya Dee Lestari. Tidak terlalu buruk, tapi tidak terlalu bagus juga. Sebenarnya, banyak review di Goodreads mengatakan ceritanya mudah tertebak dan ketidakjelasan peran Dimas dan Reuben dalam cerita. Well, di samping banyaknya penjelasan fisika kuantum yang ingin kulewati saja tapi tidak bisa karena penasaran, bukunya lumayan juga—karena ada pendapat-pendapat Diva (salah satu karakter) yang membuatku beralih sejenak dari buku, memikirkannya, terus manggut-manggut setuju. Tapi, aku tidak akan mereview buku ini.