Powered by Blogger.

Thailand: Hari Terakhir di Sekolah dan Pattaya

Hari Selasa, Valentine’s Day—dan kukira di sekolah bakal penuh dengan hiasan-hiasan berbentuk hati dan seragam penuh stiker seperti yang ada di A Little Crazy Thing Called Love—tapi ternyata nggak gitu juga.


Rombonganku datang lebih awal lagi, dan sekarang mengenakan batik-abu. Beberapa murid berdatangan dan mereka membawa beberapa tangkai bunga di dalam ransel, ada juga yang membawa buket. Dan mereka memberikannya untuk para guru, dan gebetan dan teman dekat. Dasar nasib aku nggak dapat bunga atau cokelat atau hadiah apapun.

Hari itu ada Sports Day untuk grade 4-6, para guru turun ke lapangan dan kelas 11 menjadi panitia. Well, itu semacam lomba olahraga kayak lari, lompat, dll dst dsb. Mereka hanya bawa botol minum ke lapangan karena bahkan di lapangan juga disediakan water dispenser. Jadi, aku tidak masuk kelas untuk dua jam.

Diawali dengan kelas Fisika, di lab lagi, dan kali ini belajar tentang energi kinetik. Rumusnya sudah diajari dan aku sudah tahu (oke, jangan mengernyitkan dahi begitu, dong). Setelah guru menerangkan, kami keluar kelas lalu mencoba lari beberapa meter dan menghitung waktu tempuh. Rada susah juga untuk lari karena pakai rok panjang. Well, materi pelajaran mereka lebih gampang dan sudah diajarkan di Indonesia, tapi kenapa malah mereka yang lebih modern?

Oh iya, mereka mengumpulkan tugas dalam bentuk lembaran dan bentuknya individu. Ah sial. Aku lebih memilih tugas individu, ngomong-ngomong, daripada tugas kelompok karena pasti ada Si Santai dan Si Sibuk. Ketika selesai mengerjakan tugas kelas, guru bakal langsung menilainya (kayak anak SD), bukan dibiarkan saja sampai bukunya penuh dengan latihan soal yang tidak pernah dinilai. Ini yang kutemui di kelas Matematika.

Ada PE juga, ngomong-ngomong, dan FYI, aku tidak terlalu suka dengan yang satu ini. Aku merasa dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak aku bisa atau kuasai macam memukul bola voli melewati net dan kalau gagal, maka nilai bakal pas-pasan. Karena aku tidak membawa baju olahraga, jadi aku hanya duduk melihat mereka. Oke, di sana lebih mending, kau bebas memilih olahraga yang kau mau. Para cowok bermain basket, beberapa cewek skipping, ada yang lari keliling sekolah, bahkan main Frisbee.

Kalau di Indonesia, dari SD hingga SMA materi olahraganya selalu sama: cara memukul bola voli, cara bermain basket, tugas bawa raket beserta kok-nya lalu dimainkan di sekolah, tugas senam berkelompok, cara melakukan sikap lilin, roll depan, roll belakang, lari estafet dll dst dsb. Tapi, tetap saja selama bertahun-tahun mendapat materi-materi itu, aku tidak bisa melakukannya secara maksimal.

Aku tidak mendapati mereka berkeringat banyak sampai bau, dan percaya atau tidak, mereka pakai baju olahraga untuk mengikuti kelas selanjutnya. Well, biasanya kan para guru menolak siswa yang pakai baju olahraga untuk ikut kelas non-PE.

Tepat setelah sekolah berakhir, rombonganku berderap ke Pattaya. Beberapa teman malah nanya “Itu ada pantai-nya Leonardo DiCaprio, kan?” Well, have you ever heard about this place? Oke, panggil aku cupu atau kuper atau apa saja asal kau puas sementara aku baru tahu bahwa Leonardo DiCaprio pernah syuting di pantai Thailand.

Pattaya lumayan jauh dari Rayong dan di tengah jalan rombongan singgah di The Silver Lake. Menurutku, tempatnya biasa saja, hanya danau dengan beberapa bangku taman dan berbagai bunga untuk tempat pacaran.

Anyway, pantai Pattaya punya pasir putih, tapi lautnya nggak sebiru laut Indonesia, maksudku Lombok. Kalau malam ada tulisan “Pattaya City” bersinar warna-warni di kejauhan. Ada mall juga dan kawasan pertokoan dengan lampu neon warna-warni. Di sana juga banyak souvenir, tapi kusarankan mending belanja di Bangkok soalnya lebih lengkap.

Hari selanjutnya aku menghabiskan waktu di hotel sampai jam sepuluh pagi lalu berderap kembali ke Svarnabhumi Airport. Padahal pesawat berangkat malam. Jadi, waktu dihabiskan di bandara dengan berjalan-jalan melihat-lihat souvenir dan makan dan mencari-cari gate. Hal yang melegakan adalah menemukan mushola di sana.

Akhirnya.

Ingin ke Thailand lagi? Tentu saja.

Masih banyak tempat yang belum dieksplorasi.

No comments

Terima kasih atas komentarnya, Kawan. Maaf dimoderasi dulu (ᵔᴥᵔ)