Powered by Blogger.

Yuk, mari kita selamatkan kus-kus ini dari kepunahan

Seperti yang pernah kubilang. Selama-lamanya liburan berlangsung, liburan itu akan berakhir juga ketika telah tiba saatnya (seperti para kakak kelas yang telah bebas dari belenggu soal-soal UN, kemudian para adik kelas menjejakkan kakinya lagi ke tanah almamater hari berikutnya). Tanpa penyusunan jadwal, diriku telah refleks melakukan ini-itu. Bangun jam 06.30, langsung menekuri televisi -- menonton kartun porifera persegi warna kuning dan aksi keempat penguin cerdik yang telah menjelajah Madagascar dan Afrika. Ah, nikmat loh menonton kedua kartun itu ditemani setangkup roti. Setelah itu, aku mandi dan uhm... bersepeda ke Dunia Maya.

Well yeah, saat hari pertama libur, aku MEMANG kangen dengan atmosfer kelas, kangen bercanda dengan Konstelasi X.9 dan blablabla lainnya. Tapi, menginjak ke hari ketiga, aku terbawa oleh suasana liburan. Daripada bosan menekuri berita-berita di televisi yang monoton -- tentang aksi terorisme, terorisme, terorisme, atau... Ujian Nasional (well, aku sengaja menonton berita karena untuk seleksi pertukaran pelajar yang dilaksanakan tanggal 1 Mei nanti), aku memutuskan untuk merampungkan proyek SenRup. Kuberitahu kau, ya. Proyek kali ini membuat poster. Tema-nya tidak ditentukan, asal... seperti yang telah kau tahu: singkat, padat, dan jelas.

Untuk kali ini aku mengangkat tema "Lindungi Hewan Langka!" -- gambar seekor kus-kus abu-abu pemuram di atas batang pohon dan di bawah gambar itu kutulis kalimat berhuruf kapital: Yuk, kita selamatkan mereka dari kepunahan.


*Harusnya sih, aku menggunakan warna cokelat, tapi entah mengapa aku malah menggunakan warna abu-abu. Pernah lihat ada kus-kus warna abu-abu? Kuharap WWF nggak protes*

Alasan mengapa aku mengangkat tema ini, well, suatu waktu aku pernah melihat ada orang yang menjual kus-kus. Aku tidak tahu apakah itu ilegal atau tidak. Kalau ilegal, kasihan sekali hewan yang satu ini. Aku baca di majalah Bobo kalau mereka terancam punah. Tapi, kurasa harga jual kus-kus itu tinggi banget dan oh, siapa sih yang mau memelihara hewan yang terancam punah? Jadi, aku hunting gambar kus-kus di majalah Bobo, dan kupikirkan kalimat yang sifatnya mengajak tapi friendly. Dan jadilah kalimat itu.

Oke, barangkali kau bertanya-tanya bagaimana cara untuk menyelamatkan kus-kus.

Jika kau berjalan-jalan ke hutan terus kau lapar dan kebetulan ada kus-kus lewat di sebatang pohon, jangan bunuh hewan itu. Mudah, bukan?

Sayang sekali, Mr. T nggak membolehkan krayon sebagai pewarna poster. Pewarna yang dibolehkan hanya
kertas krepcat -- cat air, cat poster, cat akrilik, dst dsb dll. Jadi, aku beli saja cat air yang murah meriah (toh aku bukan seorang pelukis profesional, kok).

Setelah beberapa tahap pewarnaan, akhirnya proyek ini rampung kemarin malam. Alhamdulillah.

***

p.s. HAI, terima kasih sudah membaca postingan ini. Lagi menekuri tugas ini juga ya? Atau lagi nyasar saja?

No comments

Terima kasih atas komentarnya, Kawan. Maaf dimoderasi dulu (ᵔᴥᵔ)