Powered by Blogger.

Wonderstruck

"I have a song in my heart"

--- Charlie Goldfinch on "Unaccompanied Minors"

*****

Kau tau kan kalau aku tuh tertarik banget untuk belajar gitar? Nah, sejak SMP aku udah mewujudkan niatku itu dengan latihan beberapa chords dasar – bahkan mengikuti les gitar di suatu tempat les musik – dan memainkan sebuah lagu-nya JustinBieb berjudul “One Time” versi akustik yang berkali-kali aku lihat di YouTube. Belajar gitarnya sempat tersendat-sendat bahkan BERHENTI total karena keadaan mood yang nggak stabil. Well, kadang-kadang kalau lagi pengen banget, aku langsung merogoh gitar yang terletak di sudut kamar (yang kurasa udah diselimuti debu karena nggak pernah dipakai) terus mengatur posisi jari di atas fret dan kemudian, LUPA posisi chordnya kayak gimana.

Jadi, aku buka-buka lagi buku berjudul “Cara Bermain Gitar”.Semenjak kelas 3 SMP, aku naksir berat sama gitar Yamaha soalnya kurasa gitar merk itu lebih bagus daripada gitar-berselimut-debu-yang-teronggok-di-sudut-kamar (masalah sebenarnya sih, terletak pada strings-nya. Aku nggak tau apa strings-nya yang bermasalah atau AKUNYA yang nggak bisa main dengan baik dan benar. Padahal strings yang lama udah kuganti dengan strings nilon, seperti yang direkomendasikan guru les gitarku). Dan akhirnya, aku menabung deh biar bisa beli gitar merk itu. Eh, kuberitahu kau ya, ternyata perjuangan mewujudkan-terbelinya-gitar-merk-itu susah banget, loh. Kadang-kadang, uangmu udah terkumpul sekian, terus tiba-tiba kau harus merogoh uang di dalam tabunganmu karena memerlukan sesuatu yang pengen dibeli (seperti CD terbaru JustinBieb, misalnya).

Tapi akhirnya, gitar bermerk Yamaha terbeli, meskipun bukan dibeli dengan uang tabunganku sendiri (tapi, nggak apa-apa deh rezeki kan nggak boleh ditolak. Okedehsipbrilian). Dan dengan begitu, belajar gitar jadi lebih asyik, strings-nya juga lebih oke meskipun bukan nilon (soalnya bukan gitar classic, tapi gitar acoustic. Apa bedanya? Oke gini, kalau gitar classic itu strings-nya dari nilon dan lebih tebal daripada strings gitar acoustic. Gitar classic biasanya buat main melodi dan sayangnya, kelemahanku terletak pada melodi jadi intinya, aku nggak bisa main melodi. Nah, kalau gitar acoustic itu bunyi strings-nya “crengcrengcreng” atau semacam itu deh).

Seorang cowok dari kelas sebelah nonkrong di kelasku sambil sharing cara-cara main gitar ke para anak cowok di kelasku. Kuberitahu kau ya, si-cowok-kelas-sebelah ini JAGO main melodi gitu; lagu “More Than Word” dan “My Heart Will Go On” dia mainkan dengan LANCAR BANGET. Hm, envy aku dibuatnya.

Ngomong-ngomong, basa-basiku panjang banget yo. Inti dari postingan ini sih sebenarnya gini: aku lagi NAKSIR sama “You Belong With Me”-nya Taylor Swift. Maksudku, tuh lagu aku-banget-gitu-loh. Kurasa, lagu itu udah menjadi backsound-of-my-life deh. Karena naksir berat sama lagu itu, aku cari video tutorial cara ngegitarin lagu itu di YouTube dan aku nemu banyak banget. Ada yang susah, ada yang biasa aja, malah ada yang gampang. Hm, chordsnya gampang sih, hanya aja masalahku sekarang “bagaimana-cara-ngegenjreng-senarnya-seperti-si-tutor-yang-ada-di-dalam-video-tersebut”. Lagu itu dimainkan di Capo 4 (artinya, kau meletakkan capo-mu di fret keempat. Apa itu capo? Well, itu kata bahasa Inggris, sih. Tapi kata penjual yang ada di toko musik di kota, capo itu sejenis “capit” gitar. Still don’t get it? Ok, go googling it) – dan itu berarti aku harus membeli sebuah capo.

Nah, jadi kesimpulannya, aku sedang belajar gitar secara total lewat video-video tutorial di YouTube. Hm, doakan aja deh semoga aku bisa secepatnya bermain gitar dengan lancar, baik, dan benar – singkat, padat, jelas (oh nggak, ini ciri-ciri informasi yang baik dalam pelajaran Bahasa Indonesia).p.s. Taylor Swift is a wonderful singer, ain’t? That’s why aku naksir berat sama “You Belong With Me”-nya.

No comments

Terima kasih atas komentarnya, Kawan. Maaf dimoderasi dulu (ᵔᴥᵔ)