Powered by Blogger.

Dua frasa: Boo Radley dan tamatlah sudah

Kakiku langsung menari-nari tap dan hatiku melompat-lompat gembira sampai menembus atmosfer Bumi begitu mendapati novel "To Kill a Mockingbird" yang selama beberapa hari hilang, meringkuk nyaman di pelukan si boneka monyet - di hari Sabtu sore begitu aku pulang sekolah.


Honestly, Lila and Pa found that novel when I was still at school. Terus, Lila menaruhnya di pelukan si boneka monyet.



Well, ternyata selama ini, si novel bersembunyi dengan aman di tumpukan buku paling bawah. Bold, Italic, Underline+CAPS LOCK: PALING BAWAH.

Yeah, silahkan tuding diriku dengan salah satu jari terbaikmu bahwa ternyata begitu nggak telitinya diriku yang culun ini.

Setidaknya, keadaan si novel baik-baik saja (oh yeah, kan berada di tumpukan PALING BAWAH, tentu saja. Bagaimana dia bisa tercabik-cabik gitu?).

Kemarin malam, aku melahap isinya sampai habis. Maksudku, sampai pada halaman terakhir. Hanya dua kata untuk kesimpulan: Boo Radley. Serius. Bukan si Tom Robinson, tapi Boo Radley yang ternyata bukan orang mengerikan yang disangka oleh Scout, Jem, dan Dill. Sepulangnya dari pementasan drama tentang sejarah Maycomb County, Jem dan Scout diselamatkan oleh Boo Radley dari Bob Ewell yang menyimpan dendam terhadap Atticus, ayah Jem dan Scout. Dan kalau boleh kukatakan, kesimpulannya bagus - walaupun aku masih belum mengerti apa maksud "mockingbird" itu. Mungkin yang dimaksud "mockingbird" itu Tom Robinson yang (menurutku), dia nggak bersalah. Sayangnya, Tom Robinson tertembak sampai meninggal.

Dan begitulah, akhirnya aku menamatkan novel ini.

No comments

Terima kasih atas komentarnya, Kawan. Maaf dimoderasi dulu (ᵔᴥᵔ)