Powered by Blogger.

Finger crossed

Seminggu nggak nge-posting kayak udah sebulan aja nggak nge-posting (hey, padahal seminggu loh! S-e-m-i-n-g-g-u!). Oke, jadi diriku ini nggak nge-posting selama seminggu karena harus bercengkrama dengan test seleksi sekolah. Ahahaha, akhirnya setelah sekian lama menunggu, kau datang juga, wahai test seleksi!

Sehari sebelumnya, aku stay di rumah. Walaupun orang-orang serumah pergi ke Jakarta. Pengen ikut sih sebenarnya tapi kan besok...

Hari pertama disuguhkan Bahasa Indonesia dan IPA. B.Indo gampang loh, hahaha. Ada soal yang menanyakan arti kronologis, pemilihan kata itu disebutnya frasa atau diksi, terus.... aku lupa. Kalo IPA, yeah, fisikanya lumayan lah bisa dihitung-hitung. Lah, ini biologinya JAUH dari yang aku pelajari kemarin! Pertanyaannya tuh bikin aku berdebat sama diri sendiri. Makanya, pas udah selesai aku baca lagi soal-soalnya berulang-ulang. Jawabannya hampir mirip, makanya harus teliti menjawab.

Terus, hari kedua disuguhkan Bahasa Inggris dan Matematika. Olalala, ketemu lagi deh sama Matematika (halo Matematika!). Bahasa Inggris nggak segampang B.Indo. Soal-soalnya tuh kebanyakan fill in the blank. Dan...., matematika. Jangan tanya deh, aku udah angkat bendera putih. Pengawasnya datang telat dan belum juga sepuluh soal terselesaikan, waktunya tiga puluh menit lagi.

Hari ketiga IPS. Kalo boleh jujur, soal-soalnya lebih membingungkan daripada biologi. Aku jawab aja berdasarkan feeling dan menurut pengetahuanku.

Soal-soalnya kebanyakan nggak sesuai sama yang dipelajari. Terus, seolah menguji sampai di mana kemampuan en pengetahuan kita.

Waktu sepulang test, rasanya otakku masih ada di dalam ruang test. Berkali-kali aku menyilangkan jari-jariku saat mengerjakan.

Terus, tibalah psikotes. Yeah, begitulah psikotes. Mengerjakan soal tapi pake waktu dan waktunya harus digunakan baik-baik. Ada tuh soal-soal matematika dan waktunya cuma berapa ya? Kalau nggak salah 7 atau 8 menit gitu. Sederhana sih soal-soalnya tapi kan ngitungnya itu loh.

Yeah, semoga aja diterima deh. Soalnya, kalo misalnya diterima aku punya beberapa misi yang harus dikerjakan (halah!). Yeah, aku sudah memberikan yang terbaik, udah berusaha. Semoga ya Allah, diterima.

PS. oh iya, pengumuman seleksinya tanggal 8 Juni. Ha, masih seminggu lagi.

Selalu ada buku yang bisa dibaca


Akhirnya Breaking Dawn habis juga dilahap olehku. Aku melahapnya dari hari Kamis minggu kemarin sampai hari Selasa kemarin. Nah nah, berapa hari tuh? Lima hari, yeah. Waktu di tengah-tengahnya aku sempat bosan, pengen ganti buku aja, pengen cepet-cepet selesai. Terus, aku baca aja terus. Lama-lama nggak bosan lagi deh.

Akhirnya!

Pengumuman lulus nggaknya seorang pelajar kelas 3 SMP - hari ini. Hari Jumat jam satu siang dan itu udah waktu yang amat sangat telat. Pelajar kelas 3 SMP lainnya (maksudku selain SMP-ku) udah mengetahui nasib mereka. Sedangkan, SMP-ku baru diumumkan jam satu.

Shit school.

Hari Jumat paginya aku sengaja nggak dateng ke sekolah (soalnya buat apa coba?). Aku malah menghabiskan waktu baca "The Lost Symbol". Gila, ini buku udah setebal batu bata, penuh sejarah pula. Aku paling malas membaca di saat tokoh bernama Katherine dengan Peter bercakap-cakap tentang sejarah mengenai hal-hal zaman dulu yang dikaitkan dengan penelitian Katherine nantinya (tuh kan, aku juga nggak tau lagi ngoceh apaan). Tapi, emang bener sih pembaca seolah-olah nggak pengen berhenti baca sampai tuntas. "The Lost Symbol" juga banyak vocabulary baru *dalam bahasa Indonesia* - tentu saja. Kalau ada kata-kata yang nggak aku ngerti aku skip aja. Baru sampai adegan di mana si Katherine en Peter ngoceh tentang sejarah, aku langsung nyerah dan mengembalikan bukunya ke rak. Lagipula, aku kan cuman iseng *en sedikit tergoda* buat baca bukunya.

Oke, lanjut.

Selama menunggu jarum panjang menunjuk angka dua belas dan jarum pendek menunjuk angka satu, aku lumayan deg-degan. Gimana nasibku? Ntar aku ikut UN ulangan gak? (kalau begitu harus melahap buku pelajaran lagi deh) Rata-rata nilaiku berapa? Lulus atau nggak?

Kalo misalnya aku nggak lulus, no problem sih sebenarnya. Ntar kalo misalnya gak lulus, aku bertekad untuk mengubah rata-rata yang jumlahnya kecil itu jadi 40 (ha! puas!). Nggak bakal bunuh diri deh. Duileee, nggak lulus aja sampe bunuh diri begitu. Ingat kata d'Masiv, "Hidup adalah anugerah". *tuing*

Sementara anaknya temen Mama udah tau nasibnya dan dia LULUS. Parah, aku kan makin worried.

Akhirnya, aku menerima kertas pengumumannya (yang tampak seperti kertas HVS biasa) dan di situ ada namaku dan nomor peserta ujianku dan tulisan TIDAK LULUS dicoret dan di sebelahnya tulisan LULUS tampak berkilau menyilaukan *di mataku*.

ALHAMDULILLAH.

Biarin deh NEM-nya nggak gede-gede amat *bukan 40 maksudku*. Yang penting lulus en hasil jerih payah sendiri, yeah!