Powered by Blogger.

That vampire is Edward and his girlfriend is Bella


I finished reading this book this afternoon. Kubawa buku ini ke sekolah selama beberapa hari. Aku beri tahu ya, waktu yang tepat untuk membaca buku di sekolah adalah saat pagi-pagi, saat belum semua orang datang. Di situ sepi. Nggak ada yang berisik, atau lari-larian di kelas, atau nyanyi-nyanyi, atau teriak-teriak di kelas. Dan, ternyata tadi pagi buruk. Sekolahku jadi tuan rumah dalam sebuah acara olahraga gitu deh (se-kabupaten) dan pagi tadi kulewatkan dengan mendengarkan musik yang disetel keras-keras di lapangan (mungkin maksudnya untuk mengisi pagi yang indah, haha). 


Aku berkonsentrasi untuk membacanya dan tebak deh. Aku nggak tahan sama suara musik yang keras itu. Tahu nggak, seolah-olah musik itu mencoba mengalahkanku, dan musik itu menang. Aku menyerah karena nggak bisa konsen sama buku.

Kalau suasananya nggak kayak di perpustakaan gitu, mana bisa aku baca buku dengan damai dan tenang? Tapi, lalu salah seorang temanku datang *sambil bawa buku juga*. Dia cuma baca sebentar novel yang dia bawa, terus berhenti.

Balik ke topik.

Aku suka sama tokoh-tokoh di novel ini. Aku suka sama Bella dan Alice. Tapi, aku nggak terlalu naksir sama si Edward. Aku juga suka sama gaya bahasa yang dipakai. Lebih asyik bacanya. Aku jadi terlarut dalam kehidupan Isabella Swan (tapi mendingan aku panggil Bella aja deh, soalnya Bella lebih suka namanya dipanggil Bella).

Bella itu hampir sama denganku. Dia itu kalem di sekolah dan merasa orang-paling-asing di sekolahnya soalnya dia baru aja pindahan. Dia merasakan tatapan teman-temannya ketika dia berjalan melewati mereka (tentu saja dengan tatapan aneh). Yeah, aku juga pernah merasakan itu.

Dia nggak minta kenalan ke orang duluan. Sama deh kayak aku. Kurasa nanti akan ada orang yang kenalan denganku akhirnya.

Dan tentu saja. Gara-gara baca novel ini, aku jadi beranggapan tiap orang yang berwajah pucat itu vampir. Mungkinkah vampir itu beneran ada? Tapi, Edward bukan vampir kebanyakan yang bisa kau bilang kalo vampir itu berubah jadi kelelawar, tidur di peti mati, keluar hanya di malam hari. Edward nggak gitu kok! Dia emang minum darah, tapi dia berusaha untuk 'lebih bersahabat' dengan manusia dan bisa kusebut Edward-Vampir-Baik. Asal kau tahu saja, Edward memburu binatang, bukan manusia.

Aku nggak pengen menonton filmnya. Baca bukunya aja deh. Dan aku pengen baca kelanjutannya: New Moon.

PS. aku beli yang cover film.

No comments

Terima kasih atas komentarnya, Kawan. Maaf dimoderasi dulu (ᵔᴥᵔ)