Powered by Blogger.

Rambut baru


Aku berdebar-debar ketika menunggu giliranku menerima rapor. Aku melihat teman-temanku. Mereka juga sama cemasnya dengan aku. Ada yang berusaha bersikap biasa saja, atau ada yang berdoa-berharap nilai-nilai bagus semua. Akhirnya namaku dipanggil. Jantungku berdegup kencang. Aku cemas. Cemas banget dengan nilai-nilai-ku nanti. Kurasa, aku memang dapat nilai-nilai jeblok, aku kan jarang banget belajar.

Aku membuka buku raporku dan kulihat. Oh, astaga! Nilai-nilainya benar-benar mengerikan. Aku makin takut. Apa kata Mama nanti? Aku pasti bakal dimarahi dan puasa jajan. Oh, aku nggak mau! Ternyata banyak juga yang nilainya kurang memuaskan. Dua orang temanku juga mendapat nilai yang kurang memuaskan. Mereka sama takutnya denganku. Takut dimarahi orang tua mereka.

Tiba-tiba saja, Bu Guru menyuruh aku dan dua orang temanku berkumpul di suatu ruangan. Ruangan itu aneh. Hanya ada tiga buah kursi tinggi dan tiga buah cermin besar di dinding. Tiga orang wanita dengan model rambut seperti Willy Wonka berdiri di sebelah Bu Guru. Masing-masing dari mereka memakai baju warna biru, hijau, dan merah. Aku bertanya-tanya dalam hati untuk apa aku dan dua orang temanku dibawa ke ruangan ini. Si wanita baju biru tersenyum kepada aku dan dua temanku.

"Baiklah kalian bertiga. Sekarang kalian duduk di tiga kursi ini," kata Bu Guru. Aku makin heran saja. Untuk apa sih? Tapi, aku dan dua orang temanku mengikuti perintah Bu Guru. Kami sudah duduk di atas kursi tinggi.

"Selanjutnya kalian yang beraksi. Buat semenarik mungkin, oke?" sebelum pergi, Bu Guru tersenyum kepada kami.

"Nah, sekarang untuk kalian bertiga, yang nilai-nilainya jeblok," ujar si wanita baju merah. Dia mengacungkan gunting rambut lalu kedua wanita lainnya juga melakukannya. Aku makin bingung saja.

"Maaf, apa yang akan kalian lakukan?" tanyaku kepadanya. Aku sempat berpikir, jangan-jangan mereka mau menggunting rambut kami.

"Oh, lihatlah saja nanti, Nak," ujarnya dengan senyum menyebalkan. "Sekarang, menghadaplah ke arah cermin dan jangan mengoceh lagi!"

Kemudian, ketiga wanita itu mulai beraksi. Mereka mulai menggunting rambut kami. Aku hampir saja jatuh dari kursi tinggiku. Apa-apaan sih mereka? Kenapa mereka menggunting rambut aku dan dua orang temanku?

Aku hanya membiarkan wanita itu menggunting rambutku. Apa yang akan mereka lakukan dengan rambutku? Apa aku akan jadi botak?

"Nah, sudah selesai, Nak," kata si wanita baju merah. Aku memandang rambutku. Oh, ya ampun! Mengerikan! Jadi ini yang mereka lakukan! Aku benar-benar kaget. Kedua orang temanku menjerit. Aku juga menjerit. Aku harap aku hanya salah lihat.

"Oh lihat, rambutku! Buruk sekali!" jerit salah seorang temanku.

"Kau pikir ini buruk?! Ini sangat stylish, kau tahu?" tukas si wanita baju merah.

Kupandangi lagi rambutku di cermin. Rambutku berubah seperti rambut Willy Wonka!!!!. Sama seperti rambut ketiga wanita itu! Walaupun aku sudah bosan dengan model rambutku sebelumnya, tapi model rambut yang ini jauh lebih buruk! Oh ya ampun! Wajahku jadi aneh sekali.

Bu Guru tampak puas melihat kami bertiga keluar dari ruangan itu.

"Terima kasih. Kerja kalian benar-benar bagus!" kata Bu Guru. Ketiga wanita-model-rambut-Willy Wonka tersenyum puas. Si wanita baju merah membelai-belai rambutnya sendiri seraya tersenyum menyebalkan.

No comments

Terima kasih atas komentarnya, Kawan. Maaf dimoderasi dulu (ᵔᴥᵔ)